profil

profil

ARTIKEL

Konsep Protokol Kyoto dalam Hubungan Antara Kawasan Urban dan Pedesaan

Buatlah aturan tentang ‘Insentif Lingkungan’. Metode ini berangkat dari konsep Protokol Kyoto. Daerah/kawasan industri/perkotaan membayar fee kepada daerah/kawasan “hijau”, karena kontribusi polutannya yang akan dinetralisir/eliminir oleh kawasan “hijau”. Baik polutan udara maupun polutan air. Selain itu kawasan hijau telah menyediakan sumber air baku bagi kawasan industri/perkotaan.

Dampak yang diharapkan dari konsep ini, PAD pedesaan/kawasan hijau akan meningkat, sehingga bisa mencegah arus urbanisasi. Selanjutnya masalah-masalah dan penyakit kawasan urban akan bisa teratasi dengan sendirinya, karena hadirnya kawasan yang seimbang, dimana SDA-nya mampu mendukung segala kegiatan manusia

Logika Kemarahan Alam

Alam Raya ini adalah takdir kauniyah (takdir alam/hukum alam) yang tentunya harus kita jaga agar tidak hancur.
Alam ini diciptakan oleh Maha Pencipta. Kita tidak tahu dan tidak boleh memikirkan tentang zat Maha Pencipta, karena akal manusia terbatas kemampuannya untuk memikirkannya. Hanya dengan melihat alam raya ini (dengan berbagai macam perniknya yang menakjubkan) sebagai ciptaan-Nya, kita meyakini bahwa Maha Pencipta itu ada.

Jauh sebelum manusia diciptakan oleh Maha Pencipta, alam ini sudah diciptakan terlebih dahulu. Dia menjadikan alam ini dalam rangka untuk melayani manusia, karena hanya manusia yang diberi kemampuan mengatur/memanage alam ini. Mulai dari mahluk bersel satu sampai malaikat tidak mempunyai kemampuan tersebut. Malaikatpun diciptakan dalam tugas melayani manusia, selain tentunya selalu beribadah kepada Maha Pencipta.

Dalam konteks ini maka masuk akal jika ada pendapat bahwa alam ini akan marah bila jika manusia sebagai yang telah dilayaninya tidak patuh kepada Maha Pencipta karena telah melakukan pelanggaran-pelanggaran (korupsi, kezaliman, ketidakadilan, pembunuhan, dan kerusakan-kerusakan lainnya)

Pembangunan Alami vs Pembangunan Diktatoris

Hendaknya pembangunan dilakukan secara alami. Konsep keadilan adalah dasar dari alaminya sebuah pembangunan. Namun kita melihat pada pengembangan suatu kawasan sering didasarkan kepada sebuah visi yang akan memaksa pelakunya untuk mewujudkan visi tersebut dengan melakukan hal-hal yang tidak alami.
Tampaknya ada ide yang memaksakan wilayah Ibukota hanya untuk kaum menengah ke atas, hal ini terlihatdengan pembangunan Mansion-mansion yang banyak dilakukan pada hal peminatnya masih sangat sedikit (banyak mansion yang kosong). Pedagang K 5 pada digusur, mal-mal banyak berdiri.
Inilah yang disebut dengan diktator pembangunan. Kita tahu bahwa energi yang diperlukan dalam suatu sistem diktator adalah sangat besar. Sedangkan pada sistem alami kita hanya membutuhkan sedikit energi untuk mengarahkannya saja.

Solusi Tuntas Pembangunan LH DKI Jaya

Dalam rangka mengembalikan Daya dukung alam di Jakarta, maka harus ada kebijaksanaan untuk menghambat arus urbanisasi. Jika hal ini tidak dilakukan, akan terjadi kehancuran daya dukung alam di Ibukota, terjadi siklus syetan pembangunan. Pembangunan jaringan jalan untuk mengatasi kemacetan tidak akan selesai-selesai, karena orang akan datang lagi ke Ibukota tertarik dengan kue pembangunan yang berlebihan. Akibatnya kebutuhan lainnya seperti air bersih, resapan air hujan, udara yang segar tidak akan bisa dipenuhi oleh Ibukota. Masalah-masalah sosial akibat padatnya lingkungan Ibukota adalah bom waktu.

Satu solusi yang menuntaskan semua masalah ini adalah dengan membagi kue pembangunan yang banyak di Ibukota ke daerah-daerah lain sehingga arus urbanisasi bisa dihambat. Dengan cara ini i. Allah akan menuntaskan masalah kemacetan jalanan, mengatasi masalah banjir dengan banyaknya lahan-lahan penampung air hujan. Banyaknya ruang terbuka hijau akan menyegarkan udara Ibukota. Masalah banjir kiriman bisa diatasi dengan menggunakan Konsep Protokol Kyoto dengan daerah hulu sungai (hal ini termasuk bagi-bagi kue pembangunan juga).

Membagi kue pembanguan ini caranya adalah dengan melakukan investasi di daerah-daerah yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta melalui APBDnya yang berlimpah.

Kita tertarik dengan ide dari salah satu kontestan pilgub DKI Jakarta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar